Sepenggal
Kisah Perjodohanku dengan Menulis
Pertamaku
mengenal keterampilan menulis saat aku duduk di bangku sekolah dasar di Kabupaten
Garut. Walau saat itu aku belajar menulis, tapi aku hanya belajar mengenal
huruf, lalu menuliskannya kembali di buku mini berwarna putih, lengkap dengan
cover buku yang dipenuhi gambar kartun Donal Bebek yang aku bawa dari rumah.
Sejak SD sampai SMA, menulis merupakan kegiatan sampinganku pada saat
mengerjakan tugas-tugas sekolah. Aku menulis ketika ada tugas dari ibu guru
saja, kalau tidak, sama seperti layaknya anak sekolah pada umumnya menghabiskan
waktu untuk bermain dengan teman-teman sebaya dilapangan olahraga. Perasaanku pada
saat itu bahwa menulis merupakan pekerjaan yang membosankan, apalagi tulisanku
yang seperti layaknya lulusan dokter professional, terhampar seperti rumput
hijau lapangan sepak bola, yang hanya
bisa dibaca olehku, tanpa orang lain mengerti sedikit pun dari tulisan yang aku
miliki. Pada saat itu aku belum memahami bahwa menulis itu menyenangkan dan bisa meningkatkan keterampilan berbahasa.
Seperti layaknya pribahasa, “tak kenal maka tak sayang”.
Pengetahuanku
yang mendalam tentang keterampilan menulis mulai aku dapatkan pada saat aku
meneruskan sekolah ke perguruan tinggi FKIP UNINUS Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia di kota Bandung. Sejak awal semester ini lah aku mulai mengenal empat
keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Dari
keempat keterampilan ini memang aku akui bahwa opini umum “menulis merupakan keterampilan
berbahasa yang paling sulit dilakukan”. Walau demikian, ketertarikanku untuk
menulis sudah terlanjur menjadi hobi yang aku tularkan kepada murid-muridku di
sekolah.
Konon
banyak orang mengira bahwa tidak ada gunanya kita belajar menulis, toh sejak
kecil kita sudah bisa nulis! Namun hal itu salah, apa yang aku pelajari tentang
menulis dan pembelajaran menulis belum mereka pahami secara benar. Jangankan
yang tidak belajar menulis, yang belajar menulis saja banyak lulusan sarjana
yang masih salah dalam menulis. Selama aku belajar menulis, banyak hal yang
dapat aku dapatkan dari keterampilan menulis, diantaranya menulis meningkatkan
penalaranku tentang suatu objek yang aku tulis, melatih berfikir sistematis,
memperkuat daya ingat tentang materi yang dipelajarai, menuangkan ide-ide dan
curahan perasaan dalam sebuah tulisan sebagai kepuasan batin dan banyak lagi
yang lainnya.
Sebagai
seorang calon guru, aku sadar bahwa keterampilan menulis merupakan point penting
yang harus aku kuasai sejak masih menjadi Mahasiswa. Pada saat masih kuliah ini
lah, aku masih banyak waktu untuk belajar dan bertanya ketika mendapat
kesulitan saat mengajar. Hal ini ternyata aku bisa rasakan sendiri ketika awal
kuliah, aku belajar mengajar Bahasa Indonesia di SMK IT Nurmadinah. Keterampilan
menulis yang aku dapatkan di bangku kuliah sangat membantu sekali pada saat
proses belajar mengajar di kelas. Apalagi aku memiliki Dosen mata kuliah
menulis dan pembelajaran menulis yang selalu memotivasi aku untuk selalu terus
meningkatkan keterampilan menulisku. Aku bersyukur Allah mentakdirkanku untuk
belajar pada beliau. Semoga Allah membalas semua kebaikannya denga limpahan
kebaikan yang lebih besar, aamiin.
Mohon kritik dan saranya yang membangun
untuk perbaikan tulisanku kedepannya. Terima kasih!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar